![]() |
Injil adalah kabar Tentang Keselamatan |
Injil berasal dari bahasa Yunani yaitu ευαγγέλιον/euangelion yang artinya "kabar baik" atau "berita baik" atau "berita suka cita" adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keempat kitab pertama dalam AlkitabPerjanjian Baru. Kitab-kitab tersebut adalah: Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes. Kata Injil sendiri berasal dari bahasa Arab.
Secara umum Injil adalah kabar baik yang memberitakan tentang kedatangan Yesus Kristus untuk menyelamatkan setiap umat manusia yang percaya kepada-Nya.
Ke-empat kitab Injil sendiri (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) ditulis oleh orang orang yang berbeda, baik dari segi latar belakang sosial, pendidikan, dan pekerjaan, namun, walaupun ditulis oleh orang-orang yang berbeda-beda, isi dari ke-empat kitab Injil tersebut tetap sama, yaitu memberitakan tentang keselamatan, yang di bawa oleh Yesus Kristus. Saat ini Injil telah sampai dan telah dikabarkan hampir diseluruh belahan bumi.
B.Pengertian Kebudayaan.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culturejuga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBlBkwHFeI0yhF0s8_OJyL6Fgn5pvFK1mJey1bRjcuK-YD-MZiMnYZ8AT9E27-x45b25k6VzUerWrR1azHFBQgJuk68-ebGfNud782Rc6VewqBKIlQdjXXXXl5TfLkOodN56hjQaPscio/s200/pharaoh.jpg)
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya:Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
[sunting]Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
C.Pengaruh Injil Terhadap Kebudayaan
Injil dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, Injil dan Kebudayaan bisa diumpamakan seperti buah dan kulit, kedua-duanya tidak bisa dipisahkan.Pertanyaannya sekarang apakah hubungan antara Injil dan kebudayaan?
Jika kita lihat secara sepintas, Injil dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat berbeda, Injil mengacu pada hal religius (keagamaan) namun kebudayaan lebih mengacu ke hal sekuler (duniawi) namun walaupun berbeda, kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat.
Pada saat Injil diberitakan, maka budaya ikut ambil bagian dalam pekabaran Injil tersebut, setiap pekabar Injil (misionaris) dituntut untuk mengerti tentang budaya suatu masyarakat. pada saat para misionaris mengabarkan Injil maka mereka diperhadapkan kepada berbagai macam keanekaragaman budaya, mulai dari bahasa, cara hidup, kebiasaan, dan sebagainya.para misionaris perlu mengetahui hal tersebut, agar Injil yang mereka sampaikan itu mudah menembus masyarakat yang akan mereka Injili, pada kenyataannya banyak para misionaris yang berhasil dalam penginjilannya karena mereka menguasai terlebih dahulu daerah maupun masyarakat yang hendak mereka tuju, (Ilmu yang mempelajari hak tersebut adalah Antropologi, dan diberikan sebagai mata kuliah mahasiswa Theologia) sebagai contoh pada saat Injil masuk ke Pulau Nias (Bagian barat Pulau Sumatra) Denninger (missionaris pertama di Nias) mempelajari bahasa dan tata serta cara hidup masyarakat setempat, sehingga penginjilannya di Nias berhasil dan saat ini masyarakat Nias 90% Kristen, inilah bukti bahwa penginjilan berbasis pada penyesuaain kebudayaan akan berhasil.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
C.Pengaruh Injil Terhadap Kebudayaan
Injil dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, Injil dan Kebudayaan bisa diumpamakan seperti buah dan kulit, kedua-duanya tidak bisa dipisahkan.
Pertanyaannya sekarang apakah hubungan antara Injil dan kebudayaan?
Jika kita lihat secara sepintas, Injil dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat berbeda, Injil mengacu pada hal religius (keagamaan) namun kebudayaan lebih mengacu ke hal sekuler (duniawi) namun walaupun berbeda, kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat.
Jika kita lihat secara sepintas, Injil dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat berbeda, Injil mengacu pada hal religius (keagamaan) namun kebudayaan lebih mengacu ke hal sekuler (duniawi) namun walaupun berbeda, kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbbtOcMDQgyWpNVnBiZBrYR866x1VlZxH941iis8LpSYtjw5FTtXLBqM_LNxP7nuofWoI0SgFA8_jRF_Qrvnlf6Itsf-UPn8OzvdR3kjVOZ5TFbi9TuE7BthUar6eGRs3M-lcQPZS2KIU/s320/misionaris-awal2.jpg)
para misionaris perlu mengetahui hal tersebut, agar Injil yang mereka sampaikan itu mudah menembus masyarakat yang akan mereka Injili, pada kenyataannya banyak para misionaris yang berhasil dalam penginjilannya karena mereka menguasai terlebih dahulu daerah maupun masyarakat yang hendak mereka tuju, (Ilmu yang mempelajari hak tersebut adalah Antropologi, dan diberikan sebagai mata kuliah mahasiswa Theologia) sebagai contoh pada saat Injil masuk ke Pulau Nias (Bagian barat Pulau Sumatra) Denninger (missionaris pertama di Nias) mempelajari bahasa dan tata serta cara hidup masyarakat setempat, sehingga penginjilannya di Nias berhasil dan saat ini masyarakat Nias 90% Kristen, inilah bukti bahwa penginjilan berbasis pada penyesuaain kebudayaan akan berhasil.
Terima kasih Yesus saya telah selesai menulis artikel ini
Penulis: Dermawan laoli
Terima kasih untuk Dosen saya Nathanail Sitepu, M.Th, (Dosen mata kuliah Antropologi) yang telah banyak memberi inspirasi
bagaimana menyikapai kebudayaan yang benar-benar menolak injil dalam kontekstualisasi???
BalasHapus